Jumat, 24 Maret 2017

Dasar – dasar Ilmu Tanah (Proses Pembentukan Tanah)

Dasar - dasar Ilmu Tanah Proses Pembentukan Tanah
Image result for PROSESPEMBENTUKAN TANAH
A. Batuan Asal Tanah
Batuan-batuan dan bahan yang dapat menjadi asal bahan induk tanah dapat dibedakan menjadi : batuan beku, baatuan sedimen, batuan metamorfosa, bahan induk organik. Berdasarkan bahan induknya tanah yang terbentuk dibedakan menjadi 2 golongan besar : (1) tanah mineral (2) tanah organik atau gambut.

B. Batuan beku
Batuan beku terbentuk karena magma yang membeku. Berdasarkan letak kejadiannya, jenis batuan beku terjadi atas :
  • Batuan beku atas yaitu magma yang membeku dipermukaan bumi ( batuan volkanik )
  • Batuan beku gang yaitu magma yang membeku diantara sarang magma dan permukaan bumi.
  • Baatuan beku dalam yaitu magma yang membeku didalam bumi.

Berdasarkan atas kandungan SiO2 maka batuan beku dibedakan menjadi batuan beku masam, intermedier, dan alkalis.

C. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat sedimentasi baik oleh air maupun oleh angin. Batuan sedimen dibedakan menjadi batuan endapan tua dan batuan endapan muda. Batuan endapan tua merupakan batuan endapan yang telah diendapkan berjuta tahun yang lalu hingga membentuk batuan yang keras. Contoh batuan endapan tua: batuan gamping (kalsit, dolomit), batu pasir (kuarsa), dan batu liat. Sedangkan batuan endapan muda yaitu bahan endapan baru yang belum mengeras menjadi batu. Mansalnya yaitu bahan endapan oleh air di daerah dataran banjir, loess endapan oleh angina yang terdiri dari debu dan pasir,dan pasir pantai.

D. Batuan Metamorfosa
Batuan metamorfosa berasal dari batuan beku atau sediment yang karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi berubah menjadi jenis batuan lain. Batuan metamorfosa dengan lembar-lembar halus disebut sehist, sedang yang berlembar- lembar kasar disebut gneiss. Kedua jenis batuan ini dapat terbentuk baik dari batuan beku ataupun batuan sediment. Batuan metamorfosa ada juga yang tidak berstruktur lembar misalnya kuarsit yang terbentuk dari batu pasir,dan marmer yang terbentuk dari batu kapur karbonat.

E. Bahan induk organik
Bahan induk organik terjadi karena adanya proses penimbunan bahan organik pada daerah-daerah tertentu yang disebabkan faktir pembentukan. Minsalnya di daerah rawa yang selalu tergenang air, proses penghancuran bahan organik berjalan lebih lambat dari pada proses penimbunan. Proses pelapukan bahan organik pada kondisi tergenang air sebagian besar disebabkan oleh cendawan,bakteri anaerob,ganggang,dan jenis tertentu hewan renik air. Jika dikomposisi sudah berlangsung lanjut, bahan organik ini mendapat ciri-ciri profil demikian rupa,sehingga menguatkan penunjukannya sebagai suatu tanah organik yang sesungguhnya.

F. Proses Hancuran/Pelapukan
Hancuran merupakan proses yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan pada batuan induk hingga menjadi tanah. Dulu dikenal dua proses dasar yang menyebabkan perubahan-perubahan pda bahan induk yaitu proses mekanik (fisik) dan kimia. Belakang ini ketiga proses ini hanya disebut sebagai pelapukan, walaupun dalam prosesnya agak berbeda seperti dijelaskan berikut ini.

Pelapukan Fisik.
Pelapukan secara fisik terjadi sebagai akibat turu naiknya suhu dan perbedaan kemampuan mengembang dan mengerut dari masing-masing mineral. Pelapukan fisik terjadi relatif cepat di daerah-daerah yang memiliki perbedaan temperatur udara yang besar antara siang dan malam hari, antara musim dingin dan musim panas.

Pelapukan Kimia.
Bersama dengan dimulainya proses pelapukan fisik,maka proses pelapukan kimiapun terjadi pula. Hal ini mudah terlihat di daerah humid dimana kedua proses tersebut sangat aktif dan satu sama lainnya saling mempercepat. Ada beberapa proses pelapukan kimia yang penting meliputi:
  • Hidrolisis
  • Hidrasi dan Dehidrasi
  • Oksidasi dan Reduksi
  • Karbonisasi dan Pelarutan lain
  • Pelapukan secara biologik-mekanik
G. Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
Faktor pembentukan tanah merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan jenis jenis tanah. Ada lama faktor penting dalam pembentukan yaitu iklim (suhu dan curah hujan), organisme hidup (vegetasi), bahan induk (tekstur, struktur susunan kimia dan mineral), topografi, dan waktu. Kelima faktor pembentukan tanah ini tidak berdiri sendiri. Karena sifatnya yang demikian maka bahan induk, topografi, dan waktu sering dikatakan sebagai faktor fasip, sedangkan iklim dan organisme sebagai faktor aktif.

Image result for PROSESPEMBENTUKAN TANAH

H. Iklim
Dari kelima faktor pembentukan tanah yang disebutkan ai atas, iklim  merupakan yang berpengaruh. Secara tidak langsung iklim pun mempengaruhi pembentukan tanah melalui vegetasi, karena jenis vegetasi akan berbeda pada bagian dunia yang berbeda iklimnya.

I. Organisme
Pengaruh organisme dalam pembentukan tanah sungguh berarti. Proses pelapukan mineralisasi dan pencampuran merupakan salah satu tugas dari organisme makro dam mikro. Organisme ini mempengaruhi pembentukan humus, pembentukan profil tanah, dan sifat fisik - kimia tanah.

G. Bahan Induk
Sifat dari bahan induk dengan nyata dapat mempengaruhi ciri-ciri pada tanah, baik itu tanahmuda maupun dewasa. Bahan induk dapat berasal dari batuan beku, batuan endapan, matuan metamorfosa dan bahan induk organik.

H. Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah. Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan cara:
  • Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau di tahan oleh massa tanah
  • Mempengaruhi dalamnya air tanah
  • Mempengaruhi besarnya erosi
  • Mengarahkan gerakan air tanah beserta bahan – bahan yang terlarut di dalamnya dari suatu tempatke tempat lainnya

I. Waktu
Waktu adalah sesuatu yang kontinyu. Karena proses yang demikian ini maka tanah – tanah yang makin tua makin kurus pula. Mineral yang banyak mengandung unsur hara makin habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.

J. Pembentukan dan Perkembangan Profil Tanah
Bersamaan dengan bahan induk yang di tempa secar biokimia menjadi tanah suatu proses pembentukan lapisan juga terjadi terutama bila cukup drainase. Lapisan – lapisan tanah yang terbbentuk selama proses pembentukan tanah ini di sebut Horison Tanah. Adapun yang di maksud dengan profil tanah adalah penampang vertical dari tanah yang menunjukkan susunan horizon – horizon tertentu.
Dalam proses pembentukan profil tanah meliputi beberap hal penting yaitu :
  • Penambahan bahan – bahan dari tempat lain ke tanah
  • kehilangan bahan – bahan yang ada pada tanah
  • perubahan bentuk ( Transformasi )
  • Pemindahan dalamSolum

K. Proses pembentukan profil
Adanya pelapukan batuan maka unsure – unsure hara dari mineral yang melapuk menjadi tersedia sehingga tanaman dan hewan sederhana mulai tumbuh kemudian sisa – sisa organisme ini tercampur dengan bagian mineral tanah sebagai akibat kegiatan organisme hidup, maka adanya proses pencampuran ini merupakan awal dari pembentukan lapisan – lapisan pada tanah. Pada proses selanjutnya bahan – bahan baru yang terbentuk dari proses pelapukan bahan organic maupun mineral yang ada dapat tetap berada di tempatnya, tetapi dapat juga tercuci ke lapisan bawah oleh gerakan air perkolasi dan tertimbun pada lapisan tersebut membentuk lapisan / horizon baru. 

Cara Membuat Pupuk Kompos Kascing (bekas cacing)

PUPUK KOMPOS KASCING (BEKAS CACING)

Image result for PUPUK KASCING
Pupuk yang berasal dari kotoran cacing
DASAR TEORI
Kascing merupakan kotoran dari cacing beukuran  partikel kecil yang berasal dari  bahan organik yang telah dimakan cacing dan dikeluarkan lagi. Proses pembuatan kascing disebut vermicomposting.  Kualitas kascing sangat tergantung kepada jenis cacing dan bahan organik yang dimakannya. Kascing mengandung unsur hara makaro dan mikro juga vitamin. Cacing yang sering digunakan untuk pembuatan kascing adalah Lumbricus rubellus, tetapi bila cacing ini tidak tersedia bisa juga cacing tanah yang lain.
TUJUAN
Tujuan pembuatan kascing untuk menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan untuk perbaikan  tanah dan pertumbuhan serta produksi tanaman.
BAHAN DAN ALAT
  1. Wadah (tempat) peternakan cacing (dapat dibuat dari kotak kayu) atau karung plastik.
  2. Cacing 2 kg
  3. Bahan Organik berserat tinggi  (jerami, batang pisang, sabut kelapa, kertas) yang telah dikering anginkan 5 kg
  4. Air secukupnya
  5. Pakan untuk cacing (sayuran yang telah digiling atau kotoran ternak yang telah diencerkan)   

CARA KERJA
  1. Bahan organik yang digunakan tidak berbau menyengat, kemudian dikering anginkan (tidak dibawah sinar matahari), selama pengeringan dilakukan juga  penyiraman setiap hari dan pembalikan 3 hari sekali selama 1-2 minggu.
  2. Apabila bahan nomor 1 suhunya sudah stabil, kemudian dimasukkan ke dalam kotak kayu yang telah dilapisi plastik atau dimasukkan ke dalam karung plastik. Pernadingan ukuran kotak kayu dan cacing  kira-kira 1 x 1 x 0,10 m : 2000 ekor cacing.
  3. Masukkan cacing ke dalam wadah nomor 2, kumudian masukkan cacing ke dalamnya, wadah sebaiknya ditutup dengan potongan batang pisang agar terlindungi dari sinar matahari dan cacing menyukai tempat yang lembah serta dingin.
  4. Cacing dipelihara selama 6 minggu dengan memberi pakan setiap 1 hari sekali sebanyak berat cacing yang dimasukkan (bila cacing dimasukkan 100 garam maka pakan yang diberikan juga 100 gram).
  5. Selama proses pembuatan amati dan catat keadaan suhu setiap hari dengan menggunakan termometer.
  6. Pemanenan, dapat dilakukan apabila bahan organik yang diberikan telah habis dimakan oleh cacing dan telah menampakkan butiran kotoran cacing.
  7. Pemanenen dilakukan dengan cara menumpukkan bahan (kascing) menjadi gundukan agar cacing turun ke bawah gundukan menghindari sinar matahari.
  8. Kascing dikering anginkan lalu diayak. Pengayakan bertujuan untuk mendapatkan kascing yang halus dan dapat mengambil cacing dan telur.
  9. Cacing yang telah dipanen dapat digunakan lagi untuk proses pembuatan kascing selanjutnya.

Daftar Pustaka

Tri Mulat. 2003. Membuat dan memanfaatkan Kascing Pupuk  Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  PERKECAMBAHAN BENIH

 Image result for perkecambah benih

Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benuh yang sudah matang (Taiz and Zeiger 1998). Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Related image
Faktor Dalam 

Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

a. Tingkat kemasakan benih

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979) 

b. Ukuran benih 

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002). 

c. Dormansi 

Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002). 

d. Penghambat perkecambahan 

Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi. 

Faktor Luar 
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :

a. Air 

Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002). 
       Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
  1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm. 
  2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji. 
  3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya. 
  4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru. 

b. Suhu 

Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin. 

c. Oksigen 

Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen. 

d. Cahaya 

Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya. 

e. Medium 

Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah. 

Cara Membuat Pupuk Bokashi Cair



Bahan Dan Cara Membuat Pupuk Bokashi Cair

Bokashi yaitu satu diantara jenis pupuk organik yang pertama kalinya dipopulerkan di negari sakura Jepang. Bokashi dipopulerkan pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang dapat di buat dengan cepat serta efisien. Terminologi bokashi di ambil dari arti bhs Jepang yang berarti pergantian dengan cara bertahap. Sementara EM4 adalah jenis mikroorganisme dekomposer untuk membuat pupuk bokashi.


Image result for bokashi cair
Sistem pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari pengomposan konvensional. Membuat bokashi sangatlah gampang, dapat dikerjakan dalam taraf rumah tangga ataupun taraf pertanian yang besar. Di bawah ini kami terangkan bahan dan cara membuat pupuk bokashi cair.

Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :
  • Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang = 30 kg
  • Molase/Gula pasir/merah = 1 liter/250 gr
  • EM-4 = 1 liter
  • Air secukupnya
Cara membuatnya :
  1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya.
  2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sejumlah 1 liter, lewat cara mencampurkan gula putih/merah sejumlah 250 gr dengan air sejumlah 1 liter.
  3. Masukan molase tadi sejumlah 1 liter bersama EM-4 sejumlah 1 liter ke drum, lalu aduk perlahan sampai rata.
  4. Masukan pupuk kandang sejumlah 30 kg dan aduk perlahan sampai bersatu dengan larutan tadi.
  5. Tambahkan air sejumlah 100 liter sampai drum jadi penuh, lalu aduk sampai rata serta tutup rapat-rapat.
  6. Lakukan pengadukan dengan cara perlahan setiap pagi sepanjang 4 hari.
  7. Langkah pengadukan sehari-hari cukup lima putaran saja. Selepas diaduk biarlah air larutan bergerak hingga tenang lalu drum ditutup kembali.
  8. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk dipakai.
Itulah bahan dan cara membuat pupuk bokashi cair. Selamat mencoba.